Pandangan Pegiat Literasi Pendidikan oleh M.Harist Ritonga
Barongsainews.com/Siantar-Simalungun-
Kurikulum memang dapat berubah karena menyesuaikan kebutuhan masyarakatnya, tuntunan zaman dan kemajuan teknologi.
sebagai suatu hal yang baru terkadang pada permulaannya sekedar menuruti khayalan, bukan buah pikiran, tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran!!
Dalam kurikulum merdeka memiliki ciri khas yang berbeda dari kurikulum sebelumnya yaitu ditekankan pengembangan soft skills dan karakter pancasila bagi peserta didik, fokus pada materi-materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan kondisi daerah setempat.
Kurikulum merdeka menggunakan kerangka Understanding by design (UbD) dalam perancangannya, dimana menurut Mctighe & Wiggins (2005), UbD adalah sebuah kerangka bakward design yang bertujuan untuk memastikan pemahaman yang mendalam dengan merencanakan tugas terlebih dahulu, sehingga guru baru dapat merencanakan kegiatan yang tepat untuk mencapainya.
Enam aspek capaian pemahaman dalam konsep Understanding by Design (UbD)
Penjelasan ( Explanation), Interpretasi (Interpretation), Aplikasi (Application), Perspektif (perspektive), Empati (Empathy), dan Peningkatan diri (Self Knowledge).
Implementasi UbD dalam penerapannya memang masih hal yang baru bagi kami guru Indonesia. bagaimana konsepnya dan cara menggunakannya dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.
konsep UbD dapat menjadi jembatan baru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. dimana UbD menekan kan pada penentuan tujuan pembelajaran. sehingga dalam tujuan, penentuan bukti dan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik individual peserta didik dan berpusat pada peserta didik.
dimana instrumen penilaian bukan sekedar melacak pemahaman akan peserta didik namun akan tetapi sekaligus juga tumbuh dan perkembangan peserta didik. sehingga tercapai 6 (enam) aspek capaian pemahaman sesuai konsep UbD Mctighe & Wiggins 2005.
#Refleksi