Barongsainews.com/Pematang Siantar-Maraknya geng motor di siantar membuat warga resah saat mengendarai pada malam hari. Kapolres pematangsiantar melakukan penangkapan terhadap 40 orang terdiri 27 orang tidak membawa sajam dan 13 orang membawa sajam. 13 orang bawa sajam masih dalam proses dan tidak memulangkan mereka. Sifatnya masih anak-anak 11 orang dan dua orang sudah dewasa. (Waspada.id 28/05/2024).
Dikhawatikan ini akan menjadi bibit geng motor yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Hanya dengan alasan ingin bertarung, gerombolan remaja tega menganiaya siapa pun yang dilewatinya. Bermodalkan motor dan sejata tajam, celurit, hingga samurai, mereka menerjang malam mencari mangsa.
Kelurahan Tambun Nabolon menghimbau masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dari kejahatan geng motor, tawuran, balap liar dan kejahatan jalanan agar tidak keluar rumah diatas pukul 22.00wib. Surat himbuan yang beredar menjadi alarm kewaspadaan masyarakat sekitar untuk menjaga diri dari tindak kriminal dari geng motor atau kelompok begal.
Fenomena geng motor hadir di tengah corak kehidupan sekuler liberal. Sekularisme adalah paham yang menjauhkan agama dari kehidupan manusia. Walhasil, manusia bertingkah laku berdasarkan nafsunya semata.
Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme, yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia. Manusia dianggap mampu menyelesaikan seluruh urusannya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal, akal manusia lemah dan terbatas yang jika dibiarkan tanpa bimbingan wahyu akan mengantarkan pada kerusakan. Inilah pangkal malapetaka umat manusia saat ini. Dari sistem kehidupan sekuler liberal, setidaknya faktor pemicu generasi melakukan tindak kriminal.
Pertama, faktor keluarga yang absen dari pengasuhan. Banyak dari ayah-ibu yang tidak memahami bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga. Mereka dengan mudahnya menyerahkan pengasuhan pada pihak lain karena permasalahan kehidupan yang kompleks ditengah kesulitan ekonomi. Namun, alih-alih menjadi teladan, orang tua malah menjadi contoh buruk, bahkan menjelma menjadi predator bagi anak mereka. Kadang anak diserupakan beban yang menyusahkan sehingga keluarlah lisan dan sikap buruk dari orang tua kepada anak-anak mereka. Anak-anak pun menjadi bebal dan keras hatinya, haus akan kasih sayang dan merasa tidak diakui keberadaannya. Bukankah ini semua dapat menyuburkan kenakalan remaja? Terlebih anak laki-laki yang kerap menjelma menjadi manusia beringas yang tega menganiaya sesama.
Kedua, faktor sekolah dalam sistem pendidikan sekuler. Sekolah yang menjadi andalan utama para orang tua, nyatanya memiliki segudang persoalan yang lahir dari buruknya sistem pendidikan sekuler. Pendidikan hari ini jauh dari nilai-nilai agama. Jangankan akidah Islam, generasi terus dijejali dengan akidah liberal yang membebaskan perilaku manusia.
Ajaran “kebebasan yang bertanggung jawab” hanya menjadi slogan basi yang saling kontradiktif. Sistem pendidikan sekuler yang mendewakan kebebasan ini makin menyingkirkan peran agama dalam kehidupan. Jika ajaran agama sudah dimonsterisasi dan kebebasan perilaku malah dijunjung tinggi, bukankah pula yang akan menyuburkan kenakalan remaja, termasuk munculnya geng motor?
Ketiga, faktor negara. Keberadaan geng motor bukan baru terjadi tahun ini. Hilangnya nyawa manusia akibat perilaku biadab geng motor ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lampau di berbagai daerah indonesia. Namun, kenapa keberadaan mereka masih ada dan kian meresahkan masyarakat?
Salah satunya adalah karena sanksi yang diberikan tidaklah menjerakan. Selain gagal menghadirkan rasa aman, negara sekuler juga gagal menjaga generasi dari buruknya berbagai tayangan di media. Negara seolah bertekuk lutut di bawah kaki korporasi media yang acapkali menayangkan visual sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Jadilah generasi mudah sekali terpapar pornografi dan tayangan kekerasan. Ini pulalah yang turut menyuburkan tindakan kriminal.
Islam memiliki tuntunan jelas untuk mencetak generasi tanpa kriminal. Fungsi ayah-ibu dikembalikan pada syariat, yakni ayah mencari nafkah, sedangkan Sosok ibu yang menjalankan fungsinya dengan optimal akan melahirkan generasi saleh yang kenyang akan kasih sayang, hati yang lembut, dan menyayangi sesama. Teladan kedua orang tuanya akan membekali tingkah laku mereka.
Negara memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan dasar pada rakyat. Tidak bisa dimungkiri, munculnya kejahatan kriminal dapat dipicu faktor ekonomi. Sebagai pelindung dan pengurus umat, negara akan menjamin keamanan bagi seluruh warga. Sanksi pidana bagi pembunuhan yang disengaja adalah salah satu dari tiga jenis sanksi syariat, tergantung pilihan keluarga korban, yaitu kisas (hukuman mati), membayar diat (tebusan/uang darah), ataupun al-‘afwu (memaafkan pelaku).
Untuk menjadi remaja yang baik itu tidaklah sulit., Allah SWT sudah memberikan petunjuk melalui risalah yang Rasulullah SAW bawa. Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:…pemuda yang tumbuh dalam ibadah pada Allah (HR al-Bukhari).
Masya Allah, apa lagi yang diragukan dalam Islam? Aturannya sangat jelas dan sempurna. Selain itu juga praktis untuk diterapkan pada setiap masa. Maka jelaslah peradaban Islam lebih cemerlang daripada peradaban sekuler saat ini.
Maraknya geng motor di kalangan remaja disebabkan tidak adanya pengaturan Islam yang mengatur kehidupan. Jika sistem ini terterapkan baik remaja siantar maupun remaja lainnya akan terjauhkan dari kriminal dan tidak menjadi bagian dari geng motor. Pada peradaban sekuler benar-benar rusak dan butuh rehabilitasi, salah satunya dengan Islam Rahmatallialamin.
Walllahu A’lam Bisshowwab,By : Khairatul Hafiza, S.Pd (Red)